Jenis Batuan Alam

Batuan Andesit

Batuan Andesit

 
Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika Selatan atau daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti Indonesia. Nama andesit berasal dari nama Pegunungan Andes.
Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi dan piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah banyak memakai material ini, misalnya: sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja batu, arca dll.
Di zaman sekarang batu andesit ini masih digunakan sebagai material untuk nisan kuburan orang Tionghoa, cobek, lumpang jamu, cungkup/kap lampu taman dan arca-arca untuk hiasan. Salah satu pusat kerajian dari batu andesit ini adalah Magelang.
Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon dan Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat perbukitan yang merupakan daerah tambang Batu Andesit. Untuk batu Andesit di daerah cirebon umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis utama: Andesit Bintik dan Andesit Polos.


Batuan metamorf

Batuan metamorf



Kuarsit, salah satu jenis batuan metamorf
Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrem akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.
Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi berikut ini.
a. Batuan Metamorf Kontak
Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi (sebagai akibat dari aktivitas magma). Adanya suhu yang sangat tinggi menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun warna batuan. Contohnya batu kapur (gamping) menjadi marmer.
b. Batuan Metamorf Dinamo
Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya tekanan yang tinggi (berasal dari tenaga endogen) dalam waktu yang lama. Contohnya batu lumpur (mud stone) menjzdi batu tulis (slate). Batuan ini banyak dijumpai di daerah patahan atau lipatan.
c. Batuan Metamorf Kontak Pneumatolistis
Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya pengaruh gas-gas yang ada pada magma. Contohnya kuarsa dengan gas fluorium berubah menjadi topas.


Batuan sedimen

Batuan sedimen


Batu kapur, jenis umum batuan endapan
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (salution). Klasifikasi lebiih lanjut seperti berikut:
  • Berdasarkan proses pengendapannya
    • batuan sedimen klastik (dari pecahan pecahan batuan sebelumnya)
    • batuan sedimen kimiawi (dari proses kimia)
    • batuan sedimen organik (pengedapan dari bahan organik)
  • Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut
    • batuan sedimen aerik (udara)
    • batuan sedimen aquatik (air sungai)
    • batuan sedimen marin (laut)
    • batuan sedimen glastik (gletser)
  • Berdasarkan tempat endapannya
    • batuan sedimen limnik (rawa)
    • batuan sedimen fluvial (sungai)
    • batuan sedimen marine (laut)
    • batuan sedimen teistrik (darat)
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung.
  • Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butitan yang bersudut
  • Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar
  • Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm
  • Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm
  • Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm


Batuan Beku

Batuan beku

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.
Dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku. Dalam membicarakan masalah sifat fisik batuan beku tidak akan lepas dari
Tekstur
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan.
Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:
Kristalinitas
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
  • Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.
  • Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
  • Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.
Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
Fanerik/fanerokristalin
Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
  • Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
  • Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.
  • Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.
  • Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
Afanitik
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis dapat dibedakan:
  • Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.
  • Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.
  • Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.
Bentuk Kristal
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
  • Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
  • Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
  • Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
  • Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
  • Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.
  • Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
  • Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.
Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua,
Equigranular
Yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
  • Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
  • Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
  • Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
Inequigranular
Yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.
Struktur
Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya:
  • Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.
  • Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:
  • Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
  • Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.
  • Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
  • Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
  • Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
  • Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).
Komposisi Mineral
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
  • Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
  • Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin.
Klasifikasi Batuan Beku
Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.
Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya
Menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi menjadi:
  • Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
  • Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
  • Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.
Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2
Menurut (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
  • Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit.
  • Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah dasit.
  • Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalah andesit.
  • Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.
Klasifikasi berdasarkan indeks warna
Menurut ( S.J. Shand, 1943), yaitu:
  • Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
  • Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.
  • Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks warnanya sebagai berikut:
  • Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
  • Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
  • Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
  • Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
Jenis-jenis batuan beku
Batuan beku dibedakan menjadi 3 yaitu :
  1. Batuan beku dalam,contohnya : Batu granit, diorit, dan Gabro
  2. Batuan beku gang/ tengah,contohnya : Granit porfir
  3. Batuan beku luar,contohnya : Batu andesit, obsidian, dan basalt

Batu Mulia Chrysoberyl

Batu Mulia Chrysoberyl

Batu Permata atau Batu Mulia ChrysoberylBatu Permata atau Batu Mulia Chrysoberyl adalah batu yang terdiri dari beryllium dan alumunium oxide. Nama batu tersebut dalam bahasa Yunani artinya “beryl yang berwarna emas”. Namun mesti diwaspadai nama beryl dan beryllium hampir sama tapi mereka berdua sebenarnya adalah dua jenis batu yang berbeda total. Batu batu jenis chrysoberyl mempunyai nilai keras 8.5 berdasarkan daftar keras Mohs, mereka menempati di urutan ke tiga setelah batu intan dan corundum.
Kegunaan atau manfaat
batu jenis chrysoberyl dipercayai memiliki pengaruh-pengaruh antara lain melindungi pemiliknya dari ancaman bahaya, dapat merubah energi negative menjadi energi positive, memberi kedamaian dan keharmonisan dan digunakan sebagai barang keberuntungan.

Yang tergolong dalam batu jenis chrysoberyl adalah sebagai berikut:

BATU MATA KUCING (Cat's Eye)


BATU MATA KUCING (Cat's Eye)
Batu Mata Kucing (Cat's Eye) sangat bagus dan banyak diminati terutama pada kaum pria. Batu unik ini mempunyai satu sinar lurus di tengah yang dapat bergerak ke kanan dan ke kiri jika dilihat dari jauh seakan-akan seperti mata kucing. Batu mata kucing di Indonesia bermacam-macam namanya seperti biduri pandan wurung, benang sebelas, intan tetulas kendit dunyo. Namun patut di waspadai juga bahwa banyak batu mata kucing yang palsu yang ternyata batu tersebut adalah batu mata harimau yang berwarna madu.
Dalam dunia astrology atau perbintangan batu mata kucing dihubungkan dengan zodiac Gemini dan Leo

ALEXANDRITE
ALEXANDRITEBatu Alexandrite adalah batu chrysoberyl yang terdiri dari chromium, titanium dan besi. Batu alexandrite adalah salah satu batu yang paling langka karena pembuatan atau pembentukkan batu ini memerlukan kondisi geology yang unik, maka dari itu harganyapun amat mahal. Warna dari batu alexandrite ini dapat berubah-ubah tergantung waktunya, jika di siang hari batu ini berwarna hijau sedangkan kalau di malam hari terutama jika disoroti lampu maka warnanya akan menjadi merah keungu-unguan atau merah darah. Ini disebabkan batu ini memang pleochroisme.
Batu alexandrite mendapat namanya karena ditemukan pada hari ulang tahun Czar Alexander yang ke 16 dan dipersembahkan kepada Tsar Alexander II dari Rusia. Dan dari Rusialah biasanya batu-batu alexandrite yang bagus berasal. Batu ini juga dahulu dijadikan batu nasional para Tsarist di Rusia, adapun yang mengatakan warna bendera Rusia diambil dari batu ini yaitu hijau dan merah.
Keunikan dalam mengubah warna dari batu alexandrite, kelangkaan dari batu ini dan ditambah dengan kekerasannya yang tinggi membuat batu ini salah satu batu yang paling mahal harganya.
Kegunaan atau manfaat
batu alexandrite dipercayai memiliki pengaruh-pengaruh antara lain menguatkan batin dari pengaruh-pengaruh jahat, meningkatkan keberanian, mencegah mabuk laut dan memberi peringatan adanya ancaman bahaya (sinar lurus di tengah batu tersebut tidak bergerak seperti biasanya ke kanan dan ke kiri bertanda adanya bahaya yang sedang mengancam).

Dalam sisi astrology, zodiac dan hadiah pernikahan Batu alexandrite dijadikan batu khusus atau batu yang cocok untuk pemberian di hari peringatan perkawinan yang ke 45 dan yang ke 55. Dalam dunia astrology atau perbintangan batu alexandrite adalah batu untuk orang yang lahir di bulan Juni ( selain mutiara dan moonstone) dan batu ini dihubungkan dengan zodiac Gemini.

Batu Permata YELLOW SAPPHIRE

Batu Permata YELLOW SAPPHIRE


Yellow Sapphire telah menjadi favorit di perhiasan karena tersedia dalam berbagai nuansa warna, mulai dari lampu kuning, lemon, ada juga kuning jingga. Yellow Safir juga memiliki tempat khusus dalam astrologi Vedic, di mana Pukhraj adalah salah satu dari 9 permata suci.
Sapphire adalah salah satu batu permata yang memiliki berbagai warna seperti: biru, pink, kuning, hijau, ungu, oranye, padparadscha, hijau biru, kuning lemon, change color, dan warna hitam. Dengan kekerasan 9 pada skala Moh, safir juga cocok untuk digunakan dalam setiap jenis perhiasan, dari semua warna telah menjadi sangat populer untuk cincin pertunangan , karena safir cukup tahan lama untuk dipakai setiap hari.

Harga dan nilai Yellow Safir bervariasi tergantung pada ukuran, kualitas dan treatment pada batu permata tersebut. Yellow Safir tanpa pemanas dengan saturasi warna yang baik dan kejelasan yang sangat baik adalah yang paling langka dan paling berharga, terutama dalam ukuran yang lebih besar, dan banyak dicari oleh kolektor permata . Kebanyakan Yellow Safir telah di panaskan untuk meningkatkan warna dan kejelasan. Selain itu, banyak Yellow Safir di pasar telah heat dengan berilium, dalam proses yang dikenal sebagai difusi kisi. Proses ini menghasilkan kuning yang hidup dan seperti kuning jeruk.

Batu Permata Blue Sapphire

Batu Permata Blue Sapphire

Blue Sapphire adalah salah satu batu permata berwarna klasik dan selalu dalam Fashion atau mode. Hal ini dinilai untuk warna yang hidup, kekerasan yang sangat baik (9 pada skala Mohs) dan kelangkaannya. Para kolektor dan investor mencari terutama spesimen yang mulus, yang secara historis selalu meningkat nilai jualnya dari waktu ke waktu.
Warna Blue Sapphire sendiri terdiri dari biru pucat, cornflower, royal blue, biru laut dan midnight blue. Sumber utama adalah Sri Lanka (Ceylon) , Burma (Myanmar), Madagaskar, Tanzania, Australia dan Thailand. Batu Blue Safir yang sangat luar biasa kualiitasnya berasal dari Kashmir, tapi tidak ada lagi batu yang telah ditemukan di sana selama sekitar 100 tahun.

Harga dan nilai dari Blue Sapphire bervariasi tergantung pada ukuran dan kualitas batu permata. Warna adalah penentu yang paling penting, dengan warna jenuh yang tidak terlalu terang atau terlalu gelap yang paling berharga. Biru safir cenderung memiliki lebih kejelasan dari pada permata, sehingga batu permata bersih yang paling diinginkan. Untuk Batu Blue Sapphire yang beratnya diatas 5 Carat dengan kualitas yang sangat bagus maka sudah pasti dibilang sangat langka dan akan slalu diburu oleh para kolektor.


About

Diberdayakan oleh Blogger.